(Dokumentasi CCTV PT Angkasa Pura II) Rekaman CCTV milik PT Angkasa Pura II menampilkan oknum porter membuka koper penumpang dan mengambil barang berharga di area bagasi maskapai Lion Air, Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, bulan November 2015 lalu.
TANGERANG, Tidak semua barang diambil oleh oknum porter Lion Air di Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, saat mereka mencuri isi koper di bagasi pesawat.
Salah satu oknum porter yang diamankan polisi, S, menceritakan apa saja barang yang biasanya dia ambil bersama teman-temannya.
"Ambilnya rokok, minyak wangi, handphone. Paling banyak sih handphone," kata S kepada pewarta di Polres Kota Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (2/1/2016).
Saat hendak mencuri barang di tas atau koper milik penumpang, oknum porter biasanya menunggu kode terlebih dahulu dari petugas keamanan maskapai bahwa kondisi aman.
Setelah diberi kode, oknum porter memilih-milih koper mana yang akan dibongkar.
"Kita pilih kopernya lihat-lihat saja, atau pakai feeling," tutur S.
Setelah memilih koper, oknum porter Lion Air membuka koper tersebut.
Jika koper yang akan dicuri digembok, mereka sudah punya alat-alat tertentu seperti kunci cadangan hingga pulpen untuk membuka gembok tersebut. Namun, oknum porter biasanya menghindari koper yang menggunakan gembok dengan kode.
"Gembok yang pakai kode itu yang susah, paling susah," ujar S.
Kebiasaan mencuri barang penumpang sebelum koper dimuat di bagasi pesawat disebutkan S, sudah lumrah dilakukan oleh sesama porter Lion Air di Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta.
Jika ada porter yang menolak mencuri barang, S mengungkapkan orang itu akan diancam dipukul oleh senior sesama porter.
"Awalnya saya enggak mau ikut-ikutan, tapi saya ditekan terus. Diancam mau digebukin, mau dimatiin," sebut S.
Aksi S bersama tiga orang kawannya tertangkap kamera CCTV milik Angkasa Pura II. Saat itu, mereka tengah membongkar tas di bagasi pesawat Lion Air, bulan November 2015 lalu.
Dari rekaman CCTV tersebut, Polres Kota Bandara Soekarno-Hatta mengamankan mereka yang seluruhnya porter Lion Air.
"Ambilnya rokok, minyak wangi, handphone. Paling banyak sih handphone," kata S kepada pewarta di Polres Kota Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (2/1/2016).
Saat hendak mencuri barang di tas atau koper milik penumpang, oknum porter biasanya menunggu kode terlebih dahulu dari petugas keamanan maskapai bahwa kondisi aman.
Setelah diberi kode, oknum porter memilih-milih koper mana yang akan dibongkar.
"Kita pilih kopernya lihat-lihat saja, atau pakai feeling," tutur S.
Setelah memilih koper, oknum porter Lion Air membuka koper tersebut.
Jika koper yang akan dicuri digembok, mereka sudah punya alat-alat tertentu seperti kunci cadangan hingga pulpen untuk membuka gembok tersebut. Namun, oknum porter biasanya menghindari koper yang menggunakan gembok dengan kode.
"Gembok yang pakai kode itu yang susah, paling susah," ujar S.
Kebiasaan mencuri barang penumpang sebelum koper dimuat di bagasi pesawat disebutkan S, sudah lumrah dilakukan oleh sesama porter Lion Air di Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta.
Jika ada porter yang menolak mencuri barang, S mengungkapkan orang itu akan diancam dipukul oleh senior sesama porter.
"Awalnya saya enggak mau ikut-ikutan, tapi saya ditekan terus. Diancam mau digebukin, mau dimatiin," sebut S.
Aksi S bersama tiga orang kawannya tertangkap kamera CCTV milik Angkasa Pura II. Saat itu, mereka tengah membongkar tas di bagasi pesawat Lion Air, bulan November 2015 lalu.
Dari rekaman CCTV tersebut, Polres Kota Bandara Soekarno-Hatta mengamankan mereka yang seluruhnya porter Lion Air.
No comments:
Post a Comment