Utusan tokoh masyarakat menemui Kepala Dinas ESDM, Provinsi Bengkulu, BLH, menolak rencana pembangunan PLTU di Provinsi Bengkulu
BENGKULU, Rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga uap berkapasitas 2 x 100 MegaWatt di dekat permukiman warga Kelurahan Teluk Sepang, Kota Bengkulu, menuai protes.
Warga setempat meminta pemerintah membeli semua harta dan rumah mereka apabila pembangunan terus dilakukan.
Ada sekitar 3.500 penduduk yang bermukim dekat pembangkit PLTU, Kelurahan Teluk Sepang. Mereka tidak ingin terpapar racun debu batubara.
"Kalau pembangunan mau dilanjutkan, tolong beli semua rumah kami pak, lalu carikan kami permukiman baru," kata salah seorang beberapa tokoh masyarakat setempat, Syaiful Anwar, saat bertemu dengan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Bengkulu Hermansyah Burhan, Jumat (2/9/2016).
Syaiful menyesalkan sosialisasi pembangunan PLTU itu sehingga tidak sampai pada lapisan masyarakat paling bawah karena hanya diwakili lurah dan camat setempat.
Menurut dia, PLTU akan memengaruhi hasil tangkapan nelayan setempat. Warga meminta sosialisasi pembangunan disampaikan secara gamblang membahas dampak baik dan buruk PLTU.
Menurut warga, selama ini sosialisasi yang dilakukan di media massa hanya dampak baik bagi PLTU.
"Limbah PLTU akan dibuang ke laut, laut itu tempat kami mencari ikan, terumbu karang akan rusak, kami mau cari rejeki ke mana lagi," kata Syaiful.
Menurut Syaiful, warga khawatir bila debu sisa PLTU akan terbawa angin mengarah ke permukiman warga yang jaraknya sekitar empat kilometer.
Menanggapi itu, Hermansyah mengatakan akan menyampaikan masukan warga ke tim analisis mengenai dampak lingkungan PLTU tersebut.
Meski demikian, ia menilai bahwa pembangunan PLTU diperlukan mengingat Bengkulu selalu mengalami krisis listrik.
Ketua Tim Konsultan Amdal PLTU Yunofrizal dalam penyusunan draf amdal mengatatakan, tidak benar bila angin yang membawa debu PLTU akan sampai ke permukiman warga.
"Semua telah dikaji secara detail bekerja sama dengan BMKG, angin tidak sampai ke permukiman warga," kata Yunofrizal.
Pembangunan pembangkit listrik di Bengkulu merupakan kerja sama antara PT Tenaga Listrik Bengkulu, anak usaha PT Intraco Penta (Power Construction Corporation of China), dan PT Pelabuhan Indonesia II. PLTU dengan investasi Rp 2 triliun ini akan dibangun di dekat Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu.
Ada sekitar 3.500 penduduk yang bermukim dekat pembangkit PLTU, Kelurahan Teluk Sepang. Mereka tidak ingin terpapar racun debu batubara.
"Kalau pembangunan mau dilanjutkan, tolong beli semua rumah kami pak, lalu carikan kami permukiman baru," kata salah seorang beberapa tokoh masyarakat setempat, Syaiful Anwar, saat bertemu dengan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Bengkulu Hermansyah Burhan, Jumat (2/9/2016).
Syaiful menyesalkan sosialisasi pembangunan PLTU itu sehingga tidak sampai pada lapisan masyarakat paling bawah karena hanya diwakili lurah dan camat setempat.
Menurut dia, PLTU akan memengaruhi hasil tangkapan nelayan setempat. Warga meminta sosialisasi pembangunan disampaikan secara gamblang membahas dampak baik dan buruk PLTU.
Menurut warga, selama ini sosialisasi yang dilakukan di media massa hanya dampak baik bagi PLTU.
"Limbah PLTU akan dibuang ke laut, laut itu tempat kami mencari ikan, terumbu karang akan rusak, kami mau cari rejeki ke mana lagi," kata Syaiful.
Menurut Syaiful, warga khawatir bila debu sisa PLTU akan terbawa angin mengarah ke permukiman warga yang jaraknya sekitar empat kilometer.
Menanggapi itu, Hermansyah mengatakan akan menyampaikan masukan warga ke tim analisis mengenai dampak lingkungan PLTU tersebut.
Meski demikian, ia menilai bahwa pembangunan PLTU diperlukan mengingat Bengkulu selalu mengalami krisis listrik.
Ketua Tim Konsultan Amdal PLTU Yunofrizal dalam penyusunan draf amdal mengatatakan, tidak benar bila angin yang membawa debu PLTU akan sampai ke permukiman warga.
"Semua telah dikaji secara detail bekerja sama dengan BMKG, angin tidak sampai ke permukiman warga," kata Yunofrizal.
Pembangunan pembangkit listrik di Bengkulu merupakan kerja sama antara PT Tenaga Listrik Bengkulu, anak usaha PT Intraco Penta (Power Construction Corporation of China), dan PT Pelabuhan Indonesia II. PLTU dengan investasi Rp 2 triliun ini akan dibangun di dekat Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu.
No comments:
Post a Comment