Nasib Akhir Ruhut dan Hayono Isman Ada di Tangan SBY


Anggota DPR, Ruhut Sitompul, keluar dari Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, setelah diperiksa sebagai saksi atas kasus dugaan tindak pidana korupsi proyek pusat olahraga Hambalang dengan tersangka mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Rabu (12/3/14).

JAKARTA, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Hermanto mengatakan, hasil penegakan disiplin Komisi Pengawas Demokrat terhadap Ruhut Sitompul dan Hayono Isman harus dilaporkan, apalagi kepada Ketua Umum DPP Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Dari situ, SBY akan mengambil keputusan apakah akan menindaklanjuti rekomendasi yang diserahkan Komisi Pengawas.
"Keputusan tetap di tangan SBY, Komwas tetap menjalankan kerjaannya, hasilnya yang sudah diputuskan dilaporkan ke SBY," kata Agus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (29/9/2016).

Komisi Pengawas kini tengah menginvestigasi lantara Ruhut dan Hayono selaku pengurus Demokrat memiliki sikap yang berbeda dengan partai dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017.
Ruhut dan Hayono memilih mendukung pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, sedangkan Demokrat mendukung Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.
Kalaupun nantinya Komisi Pengawas memberi sanksi pemecatan kepada Ruhut dan Hayono, keputusan akhir tetap di tangan SBY. Kendati demikian, Agus meyakini bahwa SBY akan menjalankan apa yang diputuskan Komisi Pengawas.
"Kami kan selalu menghormati aturan, dan saya yakin SBY selalu melakukan hal dengan cerdas, bersih, dan santun," kata dia.

Agus lalu mencontohkan langkah SBY yang menonaktifkan Ruhut dari posisi juru bicara Partai Demokrat. Menurut dia, keputusan itu bukan datang tiba-tiba, melainkan melalui rekomendasi Komisi Pengawas.
Ruhut sendiri sebelumnya yakin bahwa SBY tidak akan memecat dirinya. Ia merasa disayang oleh Presiden keenam RI itu.
"Enggak (dipecat), aku buktinya belum dipanggil-panggil. Bagaimana mau dipanggil, orang Pak SBY sayang sama aku," ujar Ruhut di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (28/9/2016).
Sementara itu, Hayono Isman mengatakan, perbedaan pendapat di internal partai seharusnya disikapi secara bijaksana. Menurut dia, di Partai Demokrat, perbedaan adalah hal biasa.

No comments:

Post a Comment