Ahok Bicara soal Dukungan Megawati dan Isu Mahar Rp 10 Triliun


Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot diabadikan di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Senin (20/9/2016). Partai PDI P mengusung Ahok dan Djarot untuk Pilkada DKI 2017 mendatang.

JAKARTA,  Bakal calon gubernur petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menyebutkan sejumlah alasan yang menjadi penyebab Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mau mendukungnya. Alasan pertama adalah terkait ideologi Pancasila. Ahok mengatakan, Mega ingin Pancasila diterapkan secara nyata melalui dukungan terhadap dirinya yang berasal dari golongan minoritas.
"Makanya, dia marah, saya lihat salahlah kalau orang ngusul ke Bu Mega jangan pilih Ahok karena Ahok minoritas, bahaya SARA, tambah ngamuk dia, tambah marah," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (21/9/2016).
Alasan lainnya, Ahok menyebut Mega menganggap warga Jakarta memiliki kepuasan yang tinggi terhadap kepemimpinannya. Hal itulah yang diyakini Ahok membuat Mega mengesampingkan sisi elektabilitas Ahok yang belakangan merosot.
Menurut Ahok, situasi berbeda terjadi pada tahun 2012. Ahok menilai saat itu warga Jakarta memiliki kepuasan yang rendah terhadap kepemimpinan Gubernur Fauzi Bowo. Hal itulah yang disebut Ahok membuat Mega lebih memilih mengusung pasangan Joko Widodo dan dirinya.
"Dulu tingkat kepuasan warga DKI kepada Foke rendah. Kalau sekarang kan tingkat kepuasan kepada kami tinggi. Jadi, beda konsepnya," ujar Ahok.
Ahok menyebut kontrak politik yang ditandatanganinya secara garis besar sama dengan yang dulu ditandatangani Jokowi. Ahok membantah ada mahar politik di balik penandatanganan kontrak tersebut.
"Kalau ada (mahar) Rp 10 triliun mah gue tidur saja. Kamu tahu enggak Rp 1 triliun itu kalau didepositokan berapa duit sebulan? Hampir Rp 60 miliar sebulan," kata Ahok.

No comments:

Post a Comment