Membersihkan Selokan Kotor Pun Perlu Menunggu Teguran Ahok


Selokan di komplek Perumahan Menteri di Jalan Denpasar, Setiabudi, Jakarta Selatan langsung meluap tak lama setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut, Sabtu (17/9/2016) malam.

JAKARTA, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyoroti tergenangnya kompleks perumahan menteri dan pejabat negara di Jalan Denpasar, Jakarta Selatan, saat hujan deras mengguyur kawasan tersebut pada akhir pekan lalu. Ia menegur keras Lurah Kuningan Timur atas munculnya genangan. Genangan yang muncul di Jalan Denpasar terpantau akibat banyaknya sampah di selokan.
Menurut Ahok, selokan harusnya tak dipenuhi sampah jika Lurah Kuningan Timur peduli terhadap kondisi wilayahnya.
"Jadi, kalau kasus kayak gini berarti lurahnya yang enggak benar kerjanya. Kan lurah estate manager. Setiap hujan kami sudah ada PPSU tungguin, ada tata air, tiap hujan kan harusnya dia tahu mana yang tergenang," kata dia di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (19/9/2016).
Ahok mengaku sudah pernah memperingatkan Lurah Kuningan Timur saat tergenangnya ruas Jalan Gatot Subroto di wilayah Kuningan Timur beberapa pekan silam. Sama seperti di Jalan Denpasar, ia menyebut tergenangnya Jalan Gatot Subroto merupakan dampak dari kotornya selokan.
"Masa sih saluran di sekitar Gatot Subroto bisa banjir. Yang kayak gitu-gitu kan mesti turun kan. Kami sudah ngingetin lurahnya," ucap Ahok.
Ahok menegaskan, para lurah sudah seharusnya lebih proaktif mengawasi wilayahnya. Salah satunya rutin mengecek kondisi selokan dengan tujuan mencegah genangan.
Ia menekankan, tidak boleh lagi muncul genangan di jalan raya saat hujan, walaupun hanya sebentar.
"Masa selalu alasannya 2 jam surut, Pak. Mana ada 2 jam surut. Jakarta 10 menit juga enggak boleh tergenang," kata dia.
Menurut Ahok, saat ini masih banyak lurah yang menoleransi munculnya genangan dengan alasan munculnya hanya sebentar dan cepat surut.
"Makanya, saya enggak mau dengar sudah surut 45 menit," ujar Ahok.
Saat dikonfirmasi, Lurah Kuningan Timur, Maulani, mengatakan, pihaknya tengah membuat tujuh tali air baru di titik-titik yang sering tergenang di Jalan Denpasar, Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Ia mengatakan, pihaknya telah menyelesaikan pembobolan empat tali air baru. Diperkirakan, besok tiga lainnya dirampungkan.
"Memang di situ tali airnya yang ada banyak sampah daun, plastik, sama lumpur, kami bersihkan dan kami buat tali air baru," kata Maulani kepada Kompas.com.
Seperti Jalan Denpasar, Maulani mengatakan, Gatot Subroto juga mengalami masalah yang sama, yaitu tali air yang mampet. Ia mengaku tiap hari ada 47 petugas PPSU yang dibagi ke dalam empat zona untuk membereskan tali air. Empat zona itu adalah Gatot Subroto, Dr Satrio, Denpasar, dan Rasuna Said.
"Setiap hari kami bersihkan. Cuma kemarin waktu hujan deras kan banyak juga sampah sama lumpur terbawa," kata Maulani.
Sabtu (17/9/2016) malam, Jalan Denpasar sempat tergenang setelah diguyur hujan deras selama sekitar 30 menit. Selokan di jalan tersebut tampak dipenuhi air dan terus meninggi sampai akhirnya menggenangi jalan. Padahal, sebelum hujan, selokan di Jalan Denpasar masih kering.
Keringnya selokan juga disertai dengan banyaknya sampah. Beberapa kali terlihat tikus-tikus got yang tiba-tiba muncul dari tumpukan sampah itu.

No comments:

Post a Comment