Dedi Mulyadi Robohkan Rumah Reyot yang Diisi 9 Orang di Cianjur

Calon Wakil Gubernur Jawa Barat asal Partai Golkar dan Demokrat Dedi Mulyadi, menyambangi langsung rumah pasutri yang memiliki 14 anak di Cianjur,  Minggu (21/1/2018).
Calon Wakil Gubernur Jawa Barat asal Partai Golkar dan Demokrat Dedi Mulyadi, menyambangi langsung rumah pasutri yang memiliki 14 anak di Cianjur, Minggu (21/1/2018).
 
CIANJUR,  Calon wakil gubernur Jawa Barat asal Partai Golkar dan Demokrat, Dedi Mulyadi, merobohkan sebuah rumah reyot milik pasangan suami istri Otim (50) dan Dude (40) di Kampung Pasir Cikur, Desa Neggalamekar, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Minggu (21/1/2018) sore.
Rumah gubuk berukuran sekitar 3 meter x 2 meter itu diisi pasangan suami istri yang memiliki tujuh anak. Dedi seusai menemui pemiliknya langsung meminta bantuan tetangga sekitar untuk segera meratakan rumah tersebut.
"Saya sudah menghadiri acara di Sukabumi, tadi langsung mampir ke sini. Saya mendapat laporan dari seorang netizen di media sosial saya bahwa ada rumah hampir roboh. Tadi ngobrol sebentar dengan yang punya, langsung saya robohkan saja," kata Dedi kepada wartawan, petang tadi.
Seusai mengobrol dengan pemiliknya, tambah Dedi, diketahui kondisi rumah semipermanen tersebut sangat memprihatinkan. Dindingnya beranyaman bambu dengan alas tanah. Rumah tersebut sedikit miring dan ditopang satu batang bambu di tengahnya.

Pasangan itu pun mengaku awalnya memiliki 14 anak. Tujuh anak meninggal karena sakit-sakitan akibat kondisi ekonomi yang sangat memprihatinkan.
“Ayo Bapak-bapak, kita bantu Pak Otim. Kita robohkan dulu rumahnya ini. Saya bersama rekan-rekan akan langsung menggantinya dengan rumah baru,” ujar Dedi.

Dedi menambahkan, masalah keluarga miskin sudah jadi problem klasik di Jawa Barat. Oleh karena itu, kata Dedi, program keluarga berencana dan pembangunan rumah tidak layak huni harus terus diefektifkan.
“Ini masalah sosial yang harus segera diselesaikan karena sudah menjadi masalah klasik di Jawa Barat. Kondisi keluarga kurang mampu, belum lagi anak banyak. Program keluarga berencana dan program pembangunan rutilahu (rumah tidak layak huni) kita efektifkan lagi,” tambahnya.
Sementara itu, istri Otim, Dude, mengaku tak mengikuti program keluarga berencana karena sering sakit-sakitan. Dude pun mengaku kerepotan mengatur risiko dapur sehari-hari karena suaminya hanya berprofesi sebagai kuli cangkul berpenghasilan Rp 15.000 sampai Rp 30.000 per hari.
“Pendapatan suami masih kurang, Pak. Ini juga lahan rumah punya saudara, repot kalau tidur bertumpuk karena sempit,” ujarnya.

Pasangan suami istri itu pun berterima kasih karena rumah reyot yang dirobohkan ternyata dibangun kembali menjadi rumah layak huni. Ia tak menyangka bisa mendapatkan bantuan dari salah satu kandidat bakal calon wakil gubernur di Pilkada Jabar.
"Terima kasih, Pak, dan semuanya saya merasa terbantu sekali dengan langkah Bapak yang begitu dadakan seperti ini," ucap Dude.

No comments:

Post a Comment