Pernyataan tersebut disampaikan setelah dalam Perang Mosul yang digelar pada 16 Oktober 2016 tersebut, pasukan pemerintah yang dibantu aliansi paramiliter merebut kota terbesar kedua di Irak itu.
Kini, enam bulan pasca-deklarasi, Mosul ternyata masih belum bisa ditempati oleh para penduduk.
Kantor berita AFP mewartakan Senin (22/1/2018), penyebabnya di kota tersebut mayat-mayat anggota ISIS yang tewas karena pertempuran masih berserakan.
Warga berkata, jenazah anggota ISIS biasanya dikenali dari pakaian ala Afghanistan, janggut panjang, dan kadang memakai sabuk bom bunuh diri.
Othman Ahmad (35) berkata, dirinya enggan untuk masuk ke Kota Tua Mosul beserta istri dan dua anaknya.
Sebab, jenazah itu berpotensi mencemari ekosistem sekitar karen dibiarkan membusuk tanpa penanganan.
"Kami takut karena selain baunya menyengat, mereka juga anggota ISIS,' ujar Ahmad.
Sementara warga lain bernama Abu Shaker (60) takut jika mayat-mayat tersebut menyebarkan kuman dan penyakit.
Pemerintah kota menjelaskan, mereka mempunyai alasan mengapa jenazah dari anggota ISIS tidak segera ditangani.
Ketua dinas layanan Mosul, Abdel Sattar al-Habbu berkata, peralatan evaukuasi seperti alat berat milik mereka dicuri, atau bahkan dihancurkan oleh ISIS.
Tanpa peralatan berat, pencarian terpaksa dilakukan dengan peralatan seadanya, bahkan menggunakan tangan kosong.
Habbu menuturkan, tantangan bakal dihadapi anggotanya ketika berusaha memindahkan mayat yang tertimbun reruntuhan bangunan.
"Selain itu, kebanyakan mayat anggota ISIS masih mengenakan sabuk bom bunuh diri. Jadi, kami tidak berani menyentuhnya," ujar Habbu.
Habbu memprediksi, masih ada ratusan jenazah anggota ISIS yang bergelimpangan di sekitar situs Kota Tua.
Hossam Eddine al-Abar, anggota dewan kota Mosul menyerukan agar jenazah-jenazah itu segera diangkat dan dikuburkan.
Sebab, saat ini, Irak tengah memasuki musim penghujan. Abar khawatir jika Sungai Tigris meluap dan membanjiri Mosul, maka jenazah yang membusuk itu bakal ikut terhanyut.
"Saya khawatir jika sungainya terkontaminasi, tak ada yang bisa kami lakukan," tegas Abar.
Sebab, tambah Abar, dewan kota masih belum mempunyai peralatan pemurnian air dikarenakan Mosul masih berupa puing-puing.
Seorang dokter yang menolak namanya dipublikasikan berkata, sejauh ini dia belum menerima catatan adanya kontaminasi di Tigris.
"Namun, cepat atau lambat, udara dan air Mosul bakal terkontaminasi, dan menyebabkan penyakit, jika jenazah itu tidak dikuburkan," kata dokter tersebut.
No comments:
Post a Comment