Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dalam kunjungan kerjanya ke Panti Sosial Bina Netra (PSBN) di Tabanan, Bali, Jumat (10/4/2015).Penyandang disabilitas di PSBN Tabanan mendapat pelatihan keterampilan mulai dari pijat, musik, tari tradisional, komputer, kerajinan tangan, hingga ketrampilan tata rambut.
KEDIRI, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyerahkan aneka bantuan sosial senilai Rp 3,42 miliar, berupa bantuan warga miskin, penanggulangan bencana dan korban tanah longsor di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Sabtu (28/11/2015).
Bantuan itu, seperti dikutip Antara, diserahkan langsung Menteri Sosial kepada para penerima di aula Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.
Bantuan rehabilitasi rumah menjadi layak huni diberikan kepada 135 warga, masing-masing sebesar Rp 10 juta. Kemudian, bantuan kelompok usaha bersama untuk 41 kelompok masing-masing Rp 20 juta.
Selain itu, bantuan yang diberikan adalah bantuan pemulihan korban bencana tanah longsor di Desa Blimbing, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, untuk 32 rumah. Masing-masing korban menerima Rp 20 juta untuk perbaikan rumah warga.
Mensos juga menyerahkan bantuan untuk penanggulangan bencana di Kabupaten Kediri berupa mobil dapur umum senilai Rp 488 juta dan sepeda motor trail Rp 30,4 juta.
Di tempat yang sama, Mensos juga meyaksikan pencairan tahap III Program Keluarga Harapan (PKH) yang dilayani petugas Kantor Pos Setempat.
Khofifah sempat menyapa para penerima bantuan yang semuanya ibu-ibu rumah tangga dan berharap agar bantuan dapat dipergunakan dengan baik.
"Pencairan PKH tahap III akan dilayani sampai Selasa (2/12). Ini berarti tahap IV sudah bisa cairkan, ya ibu-ibu. Alhamdulillah, " kata Khofifah kepada para penerima.
Pernyataan Mensos itu disambut dengan ucapan "Alhamdulillah" oleh para penerima bantuan.
Mensos mengatakan, bantuan PKH diberikan kepada warga miskin yang hamil, anak dan anak sekolah.
"Untuk ibu yang hamil merima satu juta rupiah setahun yang cair selama empat kali. Ini agar bayi yang dikandung dapat asupan gizi yang baik. Uangnya diberikan untuk prioritas makan bayi dan bukan untuk bapaknya," katanya.
Khofifah mengatakan, untuk setiap anak balita dan anak SMA menerima Rp 1 juta setahun, anak SD menerima Rp 450 ribu setahun empat kali cair dan anak SMP menerima Rp 750 ribu per tahun.
"Anak-anak yang sekolah dapat menggunakan uang itu untuk membeli buku, alat tulisan dan baju seragam," katanya.
Khofifah menambahkan, jika PKH tahun ini hanya untuk ibu dan anak miskin, maka pada 2016, PKH juga akan diberikan kepada warga penyandang disabilitas dan orang lanjut usia kurang mampu.
Dia berharap agar sejumlah bantuan dalam PKH akan membuat warga menjadi mandiri selama lima tahun ke depan.
Bantuan rehabilitasi rumah menjadi layak huni diberikan kepada 135 warga, masing-masing sebesar Rp 10 juta. Kemudian, bantuan kelompok usaha bersama untuk 41 kelompok masing-masing Rp 20 juta.
Selain itu, bantuan yang diberikan adalah bantuan pemulihan korban bencana tanah longsor di Desa Blimbing, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, untuk 32 rumah. Masing-masing korban menerima Rp 20 juta untuk perbaikan rumah warga.
Mensos juga menyerahkan bantuan untuk penanggulangan bencana di Kabupaten Kediri berupa mobil dapur umum senilai Rp 488 juta dan sepeda motor trail Rp 30,4 juta.
Di tempat yang sama, Mensos juga meyaksikan pencairan tahap III Program Keluarga Harapan (PKH) yang dilayani petugas Kantor Pos Setempat.
Khofifah sempat menyapa para penerima bantuan yang semuanya ibu-ibu rumah tangga dan berharap agar bantuan dapat dipergunakan dengan baik.
"Pencairan PKH tahap III akan dilayani sampai Selasa (2/12). Ini berarti tahap IV sudah bisa cairkan, ya ibu-ibu. Alhamdulillah, " kata Khofifah kepada para penerima.
Pernyataan Mensos itu disambut dengan ucapan "Alhamdulillah" oleh para penerima bantuan.
Mensos mengatakan, bantuan PKH diberikan kepada warga miskin yang hamil, anak dan anak sekolah.
"Untuk ibu yang hamil merima satu juta rupiah setahun yang cair selama empat kali. Ini agar bayi yang dikandung dapat asupan gizi yang baik. Uangnya diberikan untuk prioritas makan bayi dan bukan untuk bapaknya," katanya.
Khofifah mengatakan, untuk setiap anak balita dan anak SMA menerima Rp 1 juta setahun, anak SD menerima Rp 450 ribu setahun empat kali cair dan anak SMP menerima Rp 750 ribu per tahun.
"Anak-anak yang sekolah dapat menggunakan uang itu untuk membeli buku, alat tulisan dan baju seragam," katanya.
Khofifah menambahkan, jika PKH tahun ini hanya untuk ibu dan anak miskin, maka pada 2016, PKH juga akan diberikan kepada warga penyandang disabilitas dan orang lanjut usia kurang mampu.
Dia berharap agar sejumlah bantuan dalam PKH akan membuat warga menjadi mandiri selama lima tahun ke depan.
No comments:
Post a Comment