Angka Bunuh Diri di Gunung Kidul Meningkat

YOGYAKARTA, Keputusan mengakhiri hidup untuk lepas dari permasalahan masih menjadi tren di Kabupaten Gunungkidul.

Meski pada 2014 jumlahnya sempat menurun, namun tahun ini peristiwa mengakhiri hidup dengan cara gantung diri kembali meningkat.

Berdasarkan data dari Polres Gunungkidul, pada 2012 angka gantung diri di wilayah itu cukup tinggi yaitu mencapai 40 orang.

Pada 2013, angka kasus gantung diri menurun dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 29 orang.

Dari jumlah 29 orang, pada 2014 lalu angka gantung diri menurun hingga "hanya" 18 kejadian.

"2012 itu cukup banyak. Tahun 2013 sampai 2014 menurun. 2014 terdata 18 kejadian," ujar Panit Humas Polres Gunungkidul Iptu Ngadino, Sabtu (28/11/2015).

Tahun ini, kasus bunuh diri di kabupaten ini kembali melonjak naik. Hingga November ini terdata sudah terjadi 27 orang tewas bunuh diri.

Cara bunuh diri saat ini tak hanya dengan cara gantung diri. Namun sudah sampai dengan cara menjatuhkan diri ke dalam sumur ataupun "luweng" (gua).

Aksi mengakhiri hidup dengan cara menjatuhkan diri ke sumur atau gua tercatat dua kasus.

"Sampai bulan ini ada 27 kejadian. 24 gantung diri, sisanya melompat ke sumur dan luweng," kata Ngadino.

Berdasarkan data, rata-rata orang yang memutuskan mengakhiri hidupnya biasanya terjerat masalah berat, yang memicu rasa putus asa dan berujung mengambil jalan singkat untuk mengakhiri hidup.

"Permasalahan ekonomi atau menderita sakit bertahun-tahun tapi tidak kunjung sembuh," tandasnya. Usainya pun rata-rata sudah diatas dewasa. Namun ada satu peristiwa di tahun 2015 yang melakukan gantung diri masih berusia 17 tahun," tambah Ngadino.

Melihat tren bunuh diri mengalami peningkatan, Polres Gunungkidul lewat Babinkamtibmas terus melakukan pendekatan dan pendampingan kepada masyarakat.

"Kita lewat Babinkamtibnas bekerjasama dengan psikiater dan berbagai instansi terus melakukan pendekatan serta pendampingan untuk pencegahan," ujarnya.

Sementara itu, Psikiatri RSUD Gunungkidul, Ida Rochmawati menyampaikan memang ada mitos pulung gantung.

Namun, sebenarnya ada beberapa faktor yang menjadi penyebab seseorang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

"Tren bunuh diri di Gunung Kidul masih didominasi lansia. Ada faktor psikologi, biologi dan tentu sosial juga," kata Ida.

Dari sudut pandang psikologi faktor itu salah satunya adalah depresi.

Depresi adalah gangguan suasana hati yang ditandai dengan hilang minat atau pesimistis dan perasaan bersalah yang mendalam.

Biasanya, penderita depresi, tampak murung, hilangnya keceriaan dan mudah lelah.

"Kalau dari sisi sosial disebabkan adanya stressor yang terkait dengan lingkungan sosialnya," tegasnya.

Menurutnya, peristiwa bunuh diri di Kabupaten Gunung Kidul lebih disebabkan karena faktor depresi yang bisa dipicu misalnya permasalahan ekonomi atau penyakit kronis.

"Asumsi saya, adanya depresi," kata dia.

Terkait pencegahan, Ida berharap sinergi dan kerjasama semua pihak untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat.

Sebab bunuh diri bukan hanya masalah kesehatan tetapi masalah kemanusiaan dan sosial.

No comments:

Post a Comment