Dua orang pesapon berangkat umroh . Mereka mendapat undian
saat tasyakuran perolehan Adipura Buana
BANYUWANGI, Dua orang pesapon (penyapu jalanan) Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) mendapatkan umrah gratis saat tasyakuran atas Adipura Buana yang diperolah Kabupaten Banyuwangi, Selasa (26/7/2016).
Kedua orang tersebut adalah Halimah (52) dan Edi Santoso (45). Kedua
nama itu muncul saat undian dilakukan di hadapan ratusan petugas
kebersihan oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Halimah terlihat terkejut dan menangis haru saat mendengar namanya dipanggil sebagai penerima hadiah umrah. Sementara Edi Santoso tidak berhenti-henti mengucapkan syukur.
Kepada Kompas.com, Halimah mengaku tidak percaya bisa berangkat umrah.
"Jangankan umrah, untuk kebutuhan sehari-hari saja masih kurang," katanya.
Halimah terlihat terkejut dan menangis haru saat mendengar namanya dipanggil sebagai penerima hadiah umrah. Sementara Edi Santoso tidak berhenti-henti mengucapkan syukur.
Kepada Kompas.com, Halimah mengaku tidak percaya bisa berangkat umrah.
"Jangankan umrah, untuk kebutuhan sehari-hari saja masih kurang," katanya.
Perempuan yang sudah menjadi nenek tersebut mengaku sudah lima tahun
menjadi penyapu jalanan di daerah Pakis dengan gaji Rp 650.000 per
bulan. Sebelumnya dia mengaku pernah berjualan bakso namun tidak
diteruskan karena harga bahannya semakin mahal.
"Kalau suami juga penyapu jalan tapi bagian sore kalau saya pagi
setelah shalat subuh sudah berangkat untuk nyapu," jelas istri dari
Mahsun tersebut.
Sementara itu, Edi Santoso (45) mengaku tidak tahu ada pengundian nama untuk berangkat umrah. Dia datang ke acara karena menghadiri undangan tasyakuran mendapatkan Adipura.
"Saya nggak nyangka, benar-benar nggak nyangka," jelasnya.
Sejak tahun 2011, Edi bekerja sebagai tukang kompos di TPS Karangrejo. Sebelum berangkat ke TPS, Edi mengambil sampah di rumah-rumah warga dengan bayaran Rp 5000-Rp 10.000 per bulan.
"Ada sekitar 70 rumah yang saya ambil sampahnya tiap hari," jelas Edi.
Sementara itu Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Arief Setyawan kepada Kompas.com mengatakan, setiap tahun pihaknya memberangkatkan umrah dua orang petugas kebersihan. Mereka diundi dari beberapa orang yang dianggap layak untuk berangkat umrah.
"Kategorinya ada seperti rajin bekerja, beribadah ada juga yang guru ngaji. Dan, ini sudah jalan tahun keempat," pungkasnya.
Sementara itu, Edi Santoso (45) mengaku tidak tahu ada pengundian nama untuk berangkat umrah. Dia datang ke acara karena menghadiri undangan tasyakuran mendapatkan Adipura.
"Saya nggak nyangka, benar-benar nggak nyangka," jelasnya.
Sejak tahun 2011, Edi bekerja sebagai tukang kompos di TPS Karangrejo. Sebelum berangkat ke TPS, Edi mengambil sampah di rumah-rumah warga dengan bayaran Rp 5000-Rp 10.000 per bulan.
"Ada sekitar 70 rumah yang saya ambil sampahnya tiap hari," jelas Edi.
Sementara itu Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Arief Setyawan kepada Kompas.com mengatakan, setiap tahun pihaknya memberangkatkan umrah dua orang petugas kebersihan. Mereka diundi dari beberapa orang yang dianggap layak untuk berangkat umrah.
"Kategorinya ada seperti rajin bekerja, beribadah ada juga yang guru ngaji. Dan, ini sudah jalan tahun keempat," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment