JAKARTA,
Kriminolog sekaligus pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel
meminta aparat penegak hukum benar- benar teliti dalam menangani perkara
YN (14), siswi SMP yang diperkosa dan dibunuh di Bengkulu.
Reza mengatakan, polisi dan Jaksa harus dapat mengantisipasi celah
hukum yang bisa dipakai para pelaku pemerkosa sekaligus pembunuh YN demi
mendapatkan keringanan hukuman.
"Polisi dan Jaksa harus bisa mengantisipasi ada celah-celah hukum
supaya hukumannya dapat maksimal, andai bisa ada hukuman mati," ujar
Reza melalui pesan singkat, Jumat (6/5/2016).
Reza melihat erdapat sejumlah celah hukum yang bisa saja meringankan para pelaku.
Pertama, pelaku berada di bawah pengaruh minuman keras saat melakukan
aksinya. Jika semua pelaku tengah mabuk, bagaimana penyidik bisa
memastikan kebenaran serta akurasi keterangan mereka.
Kedua, penyidik perlu meneliti apakah para pelaku membunuh YN atau
menganiayanya secara seksual sehingga mengakibatkan YN tewas. Pasalnya,
penganiayaan yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain, menuai
hukuman lebih rendah dibandingkan pembunuhan.
"Pasalnya berbeda. Ancaman pidananya juga berbeda pula. Harusnya teliti agar hukuman bisa maksimal," ujar Reza.
Ketiga, sebagian pelaku masih di bawah umur. Artinya, mereka belum dapat dikenakan age of consent meski penyidikan mengungkapkan mereka meminum alkohol lalu memerkosa YN.
Dalam konteks anak berhadapan dengan hukum, patut dipertimbangkan
juga bahwa mereka dipaksa atau dimanipulasi oleh pelaku yang sudah
dewasa untuk minum alkohol dan melakukan tindakan asusila.
"Jika demikian, bukankah - setidaknya dalam tahap awal - pelaku yang masih anak-anak ini juga adalah korban?" ujar Reza.
Oleh sebab itu, Reza meminta polisi dan jaksa benar-benar teliti
dalam penyelidikan serta menyusun tuntutan. Selain agar hukuman bagi
pelaku dapat maksimal, namun juga bisa memberikan keadilan bagi pelaku
yang telah dewasa dan pelaku yang masih di bawah umur.
No comments:
Post a Comment