Kapal Tug Boat Brahma 12 yang diduga dibajak Kelompok Milisi Abu Sayyaf.
MANADO, Sam Barahama, kakak kandung Kapten Kapal Brahma 12, Peter Tosen Barahama, yang dikabarkan disandera kelompok milisi Abu Sayyaf di Filipina, meminta agar adiknya bersama para kru kapal segera dibebaskan. "Kami sudah menelepon ke pihak perusahaan pemilik kapal dan meminta agar mereka segera bertindak mengambil langkah melakukan upaya pembebasan," ujar Sam melalui telepon kepada Kompas.com, Senin (28/3/2016).
Sam yang tinggal di Tahuna, Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara, mengatakan bahwa Peter merupakan adik bungsu mereka. Dia memang sudah lama bekerja sebagai pelaut.
"Ini merupakan kali kedua pelayarannya ke Filipina. Dari informasi yang kami peroleh, jalur pelayaran kali ini memang berisiko," kata Sam.
Menurut Sam, perusahaan pemilik kapal menjelaskan bahwa saat ini mereka sedang melakukan negosiasi dengan para penyandera mengenai jumlah tebusan uang yang diminta.
"Para penyandera meminta tebusan 50 juta peso (Rp 14,2 miliar) dan memberi batas waktu 5 hari, terhitung sejak Sabtu (26/3/2016)," kata Sam.
Kapal Motor Brahma 12 yang dinakhodai Peter diduga dibajak kelompok Abu Sayyaf di perairan Laguyan, Tawi-Tawi, Mindanao Selatan.
Saat ditemukan warga setempat, kru dari kapal dengan call sign YDB-4731 itu sudah tidak berada di kapal. Mereka diduga dibawa oleh kelompok Sayyaf.
Dari data Indonesia Liason Officer TNI, 10 nama kru kapal yang disandera diperoleh, yakni Peter Tonsen Barahama, Julian Philip, Alvian Elvis Peti, Mahmud, Surian Syah, Surianto, Wawan Saputra, Bayu Oktavianto, Reynaldi, dan Wendi Raknadian.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan kabar tentang kapal yang diduga disandera kelompok milisi Abu Sayyaf tersebut. Kemenlu tengah mendalami informasi tersebut.
"Sudah (dapat informasi). Semua sedang didalami," kata Retno saat dikonfirmasi, Senin (28/3/2016).
No comments:
Post a Comment