"Warga yang Masuk Gafatar Orang Galau"


Ketua RW 05 Cempakawarna, Cihideung, Kota Tasikmalaya, menunjukkan rumah eks Gafatar asal Tasik (pintu warna merah muda) yang dipulangkan dari Kalimantan, Selasa (26/1/2016).

TASIKMALAYA,  Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman menilai, warga yang masuk organisasi Gafatar di wilayahnya merupakan orang yang sedang kebingungan alias galau.

Sebab, paham organisasi yang jelas bertolak belakang dengan ajaran agama Islam bisa masuk ke warga yang notabene di status KTP-nya beragama Islam.

"Ini kan ajaran Gafatar bertolak belakang dengan Islam. Masa bisa masuk ke orang Islam. Berarti warga yang masuk Gafatar orang yang sedang galau," kata Budi Budiman kepada wartawan, Kamis (28/1/2016).

Budi berharap adanya warga Tasikmalaya yang terbawa paham ini menjadi contoh kepada warga lainnya agar berhati-hati.

Karena itu, setiap ada orang yang mengajak atau sengaja menyebarkan ajaran menyimpang, warga diharapkan bisa melaporkan kepada pengurus masyarakat atau pegawai pemerintahan langsung.

"Masyarakat diharapkan lebih berhati-hati kalau menemukan faham yang menyimpang seperti Gafatar ini. Langsung lapor," kata Budi.

Sebelumnya diberitakan, tiga warga eks anggota Gafatar asal Kota Tasikmalaya yang dipulangkan dari Kalimantan masih belum tiba di rumahnya Jalan Cempakawarna, Kelurahan Cilembang, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, sampai Kamis (28/1/2016) siang.

Mereka adalah seorang bapak bernama Yoyo Cahyo (47) beserta dua anaknya bernama Nur Dewi Nurhasan (21) dan Egi Suhartadi (14).

Keluarga ini hijrah ke Kalimantan dengan alasan ke keluarga besarnya akan mengerjakan sebuah proyek pembangunan di Kota Borneo tersebut.

No comments:

Post a Comment