Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian memberikan sambutan dalam launching brand "Turn Back Crime" pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Bundaran Hotel Indonesia, Minggu (29/11/2015).
JAKARTA, Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian mengajak masyarakat berperan serta dalam tugas memberantas kejahatan bersama aparat kepolisian. Warga juga diminta memberikan penilaian terhadap tugas polisi dalam mengungkap tindak kejahatan. Hal itu disampaikan oleh Tito saat peluncuran brand "Turn Back Crime" di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (29/11/2015) pagi. Brand ini sudah diperkenalkan pada kaus anggota reserse Polda Metro Jaya ketika mengungkap kasus-kasus besar di Jabodetabek, seperti bom di Mal Alam Sutera.
"Hari ini, kami memperkenalkan brand 'Turn Back Crime' pertama-tama untuk menularkan semangat memerangi kejahatan bersama masyarakat. Kedua, supaya masyarakat bisa menilai gimana kinerja reserse," kata Tito.
Semangat memerangi kejahatan berarti ikut membantu tugas-tugas kepolisian. Masyaratkat diharapkan tidak segan lagi melaporkan setiap tindak kejahatan yang dialami maupun yang diketahui.
Contoh paling sederhana adalah melapor ke polsek atau anggota polisi terdekat dari lokasi si pelapor. Cara lain, kata Tito, bisa melalui hotline 110. Nomor ini digunakan polisi untuk menerima laporan langsung dari masyarakat.
Laporan masyarakat juga dapat disampaikan melalui media sosial dengan mention ke @9191_PMJ.
Bukan cuma melapor, masyarakat juga bisa menilai bagaimana kinerja reserse Polda Metro Jaya melalui akun Twitter @9191_PMJ tersebut.
Polisi mengenakan kaus bertuliskan "Turn Back Crime" pada car free day di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (29/11/2015) pagi. Polisi juga membagi-bagikan suvenir kepada masyarakat sebagai salah satu bentuk kampanye dan ajakan untuk memerangi kejahatan.
Menurut Tito, brand ini dicetuskan oleh Direktur Reserse Kriminal
Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti dengan harapan bisa
menjadi divisi di Polda Metro Jaya yang terbuka, transparan, dan lebih
dekat dengan masyarakat.
"Berani bikin brand berarti mau dan berani dinilai sama masyarakat. Tinggal kita lihat ke depannya, apakah brand ini bisa dikenal sebagai brand yang baik karena kinerja anggotanya yang positif atau jadi brand buruk karena kinerjanya juga buruk," ujar Tito.
Dengan peresmian dan pengenalan brand tersebut, anggota reserse memiliki tugas membangun citra positif dan mempertahankan citra itu di tengah masyarakat.
Acara peresmian itu diikuti dengan penjualan kaus bertuliskan "Turn Back Crime" seharga Rp 150.000. Menurut Tito, dengan membeli kaus tersebut, masyarakat akan merasa memiliki tanggung jawab yang sama dengan polisi untuk memerangi kejahatan.
"Kalau mau beli lagi, bisa cari di Facebook, ketik Turn Back Crime keyword-nya," ucap Ferdy, petugas penjualan kaus di lokasi peluncuran.
"Berani bikin brand berarti mau dan berani dinilai sama masyarakat. Tinggal kita lihat ke depannya, apakah brand ini bisa dikenal sebagai brand yang baik karena kinerja anggotanya yang positif atau jadi brand buruk karena kinerjanya juga buruk," ujar Tito.
Dengan peresmian dan pengenalan brand tersebut, anggota reserse memiliki tugas membangun citra positif dan mempertahankan citra itu di tengah masyarakat.
Acara peresmian itu diikuti dengan penjualan kaus bertuliskan "Turn Back Crime" seharga Rp 150.000. Menurut Tito, dengan membeli kaus tersebut, masyarakat akan merasa memiliki tanggung jawab yang sama dengan polisi untuk memerangi kejahatan.
"Kalau mau beli lagi, bisa cari di Facebook, ketik Turn Back Crime keyword-nya," ucap Ferdy, petugas penjualan kaus di lokasi peluncuran.
No comments:
Post a Comment