Sudah Sebulan Lebih, Penyandera Ancam Bunuh WNI jika Uang Tebusan Tak Dikirim


 Istri-istri korban penculikan militan Abu Sayyaf sedang berkumpul menantikan kabar dari suaminya

SAMARINDA,  Keluarga anak buah kapal Tug Boat Charles, yang disandera kelompok militansi Abu Sayyaf di Perairan Filipina, menerima telepon bernada ancaman dari para penyandera. Istri salah satu sandera, Dian Megawati, mengatakan bahwa penyandera meminta untuk segera melaporkan telepon tersebut ke PT PP Rusianto Bersaudara selaku perusahaan kapal tersebut dan pemerintah Indonesia untuk segera membayar tebusan.
"Saya sudah ditelepon sejak Selasa kemarin, saya sudah laporkan ke perusahaan. Kata perusahaan, kabar tersebut langsung diteruskan ke crisis centre di pusat," kata Mega, Kamis (28/7/2016).
Ia mengatakan, dalam komunikasi via kawat itu, penyandera mengancam akan segera membunuh sandera jika uang tebusan tidak segera dikirim.
Para penyandera mengatakan, janji pembebasan dari perusahaan sudah terlalu lama dan tidak ada kejelasan pasti mengenai uang tebusan yang diminta.
"Mereka sudah tidak sabar, katanya sudah terlalu lama. Kalau sudah tidak ada kepastian, para sandera akan dibunuh satu per satu," ujarnya.
Mega sudah melaporkan kejadian itu berulang kali pada perusahaan, namun hingga saat ini masih belum ada kabar baik.
Setelah telepon ancaman itu, kini seluruh keluarga ABK TB Charles yang menjadi sandera diliputi rasa cemas. Saat ini Mega harus menenangkan keluarga suaminya yang berada di kampung.
"Jangan tanya bagaimana perasaan saya, tapi tolong bantu saya untuk meneruskan berita ini sampai ke Presiden Jokowi," sebutnya.
Kabar tentang penyanderaan tujuh WNI asal Samarinda di perairan Filipina itu tersiar sejak 22 Juni 2016. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sempat menganggap kabar itu bohong. Namun, Kementerian Luar Negeri akhirnya memastikan bahwa benar ada ABK TB Charles yang disandera.

No comments:

Post a Comment