Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat memberi sambutan dalam nota kesepahaman antara Perum Bulog dengan PT Food Station Tjipinang Jaya dalam penyediaan stok beras di Jakarta. Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (2/2/2016).
JAKARTA, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, kurangnya pengawasan pemerintah dalam pelaksanaan operasi pasar bisa membuat warga semakin kaya raya.
Sebab, warga kerap menimbun pasokan beras serta bahan pangan lain yang diperjualbelikan di sana.
"Om saya ini pemain beras, jadi saya ngerti sekali operasi pasar dengan Bulog. Operasi pasar bisa membuat orang menjadi kaya raya karena di-stok terus (uangnya) pinjam dari bank," kata Basuki dalam sambutannya pada penandatanganan nota kesepahaman antara Perum Bulog dan PT Food Station Tjipinang Jaya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (2/2/2016).
Untuk mengantisipasi penyelewengan dalam operasi pasar, Pemprov DKI mempersiapkan pembayaran secara nontunai. Dengan demikian, data penerima sembako operasi pasar dapat diketahui.
Selain itu, Pemprov DKI juga akan menerbitkan kartu "Jakarta One" yang dapat digunakan untuk semua fasilitas Pemprov DKI Jakarta.
Di samping itu, Basuki menyambut baik pemberian pasokan 200.000 ton beras dari Bulog kepada PT Food Station Tjipinang Jaya.
"Saya bukan mau jadi konglomerat beras. Tetapi, pedagang jangan stok-stok beras sampai tiga bulan," kata Basuki.
Sementara itu, Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayakti berharap kerja sama antara Perum Bulog dan PT Food Station Tjipinang Jaya dapat menstabilkan harga pangan di Ibu Kota. Sebab, lanjut dia, stabilitas harga pangan di Jakarta dapat diikuti dengan daerah-daerah lainnya.
"Hari ini Perum Bulog dengan PT Food Station Tjipinang Jaya berkomitmen kerja sama stok dan distribusi beras, minimal 200.000 ton untuk kebutuhan warga Jakarta. Ini kerja sama demi keterjangkauan harga," kata Djarot.
No comments:
Post a Comment